Minggu, 02 Juli 2017

2.2.20 Perencanan pertanian

2.2.19 Penyuluhan pertanian

2.2.18 Pengenalan alat-alat pengolahan pasca panen

2.2.17 Pengenalan alat-alat bididaya dan pemupukan

2.2.16 Pengenalan alat- alat pengolahan lahan

2.2.15 Diversifikasi pangan/gizi bidang pertanian

2.2.14 Pembinaan organisasi kelompok tani
















2.2.13 Pembinan teknis pengolahan/penanganan pasca panen tanaman hortikultura

Tanaman Hortikultura Beserta Contohnya


Sebenarnya apa yang dimaksud dengan tanaman hortikultura itu ? pengertian dari tanaman hortikultura adalah  tanaman yang dibudidayakan di kebun. Karena kata hortikultura sendiri dari bahasa latin yaitu hortus yang berarti tanaman kebun dan cultura atau colere yang berarti budidaya.
Maka dari itulah di maknai sebagai cara budidaya tanaman di kebun. Biasanya budidaya tanaman hortikultura ini lebih kepada budidaya tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman bunga, dan tanaman obat obatan. Ya, keempat inilah yang biasanya dibudidayakan.
gambar buah mangga budidaya tanaman hortikultura

Contoh budidaya tanaman hortikulturaSejatinya ada 4 kelompok tanaman hortikultura yang biasanya dibudidayakan :

Buah buahanTanaman buah yang termasuk dalam tanaman hortikultura yang biasa dibudidayakan adalah tanaman jeruk, pisang, mangga, anggur, papaya, nanas, jambu.
 Obat – obatanJenis tanaman obat – obatan yang termasuk dalam tanaman hortikultura atau bisa disebut dengan apotik hidup adalah lengkuas, jahe, kumis kucing, kapulaga dan kunyit.

SayuranYang termasuk dalam kategori sayuran ini adalah kangkung, wortel, bayam, kubis, dan masih banyak yang lainnya.

Tanaman HiasUntuk tanaman hias ini biasanya atau kebanyakan adalah tanaman bunga. Seperti anggrek bulan, bunga tulip, bunga mawar, melati dan masih banyak tanaman hias yang lainnya.

Langkah – langkah dalam melakukan budidaya tanaman hortikultura
Perawatan TanamanUntuk tanaman hortikultura yang bertipe batang keras seperti tanaman buah – buahan yang berbuah musiman atau tahunan maka ada 3 bagian dalam melakukan perawatannya, yaitu perawatan seblum berbuah, lalu waktu berbuah dan setelah berbuah.

Sebelum berbuah, perawatan sebelum berbuah ini biasanya meliputi dari pembersihan dari gulma gulma, pembersihan rumput disekitar tanaman, melakukan penyiraman, pemupukan, dan pengendalian dari penyakit dan juga hama. Saat melakukan perawatan ini jangan sampai ada akar ataupun batang yang terluka. Karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman, kalaupun ada batang yang terluka sebisa mungkin untuk menutupi luka itu dengan lilin ataupun plastic agar tidak bisa dimasuki oleh penyakit.

Perawatan waktu berbuah. Sebenarnya hampir sama sih dengan cara perawatan sebelum tanaman berbuah yang membedakan adalah pada waktu berbuah ini tidak perlu dilakukan pemupukan karena nanti akan menganggu tanaman. Lebih baik untuk membersihkan gulma gulma dan penyakit. kalaupun memang ingin diberi pupuk, beri pupuk yang memiliki unsure K nya lebih tinggi.

Perawatan Setelah berbuah. Sama juga dengan perawatan yang dilakukan sebelum berbuah tetapi ada tambahan yaitu bekas tangkai yang telah berbuah sebisa mungkin untuk dipatahkan atau dipotong agar tanaman dapat tumbuh lagi. Lalu ranting rantingnya juga perlu untuk dibersihkan.

Pemupukan tanamanUntuk melakukan pemupukan ini harus tanah yang disekitar tanaman tersebut dalam kondisi basah. Agar tanaman mudah dalam mengadaptasikan pupuk dengan tanahnya. Untuk jenis pupuknya bisa pupuk N, pupuk P maupun pupuk K dan jangan lupa untuk menggunakan pupuk organik atau pupuk kompos.

Pengendalian hama dan penyakitUntuk melakukan pengendalian hama ini setiap saat dari awal penanaman sampai besar. biasanya dengan memberi cairan insektisida butiran di usia tanaman hortikultura belum berbuah. Dan jangan lakukan penyemprotan insektisida saat masa masa tanaman tersebut berbuah. Karena takutnya nanti zat dari insektisida ada yang masuk kedalam buah dari tanaman tersebut.













2.2.12 Pembinaan teknis pengolahan/penanganan pasca panen tanaman pangan

2.2.11 Pembinaan teknis pemupukan/pembuatan pupuk




Slide Pelatihan Poc Di Patimuan, Cilacap by Andrew Gates on Scribd











2.2.10 Pembinaan teknis budidaya jamur


2.2.09 Pembinaan teknis budidaya tanaman dalam pot








2.2.08 Pembinaan teknis pengendalian penyakit dan hama tanaman hortikultura
















2.2.07 Pembinaan teknis pengendalian penyakit dan hama tanaman pangan

http://www.opete.info/telusur-lanjut.php
http://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/index.php/penelusuran/kriteria-kesesuaian-lahan


























2.2.06 Pembinaan teknis budidaya tanaman hortikultura







2.2.05 Pembinaan teknis budidaya tanaman pangan





10 budidaya-padi from Andrew Gates





Bawang Merah
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/21/

Jerami Padi : Pengelolaan dan Pemanfaatannya
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/2/

PTT Padi Gogo
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/9/

PTT Padi Sawah Tadah Hujan
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/8/

PTT Padi Lahan Rawa Pasang Surut
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/7/

PTT Padi Lahan Rawa Lebak
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/6/

PTT Jagung
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/1/

2.2.04 Pembianaan teknis pembibitan tanaman hortikultur

Membuat media persemaian hortikultura

Tujuan penyemaian benih adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu melindunginya dari cuaca ataupun gangguan lainnya.
Tanaman yang memerlukan tahap penyemaian biasanya yang mempunyai siklus panen menengah hingga panjang dan memiliki benih yang kecil-kecil. Untuk tanaman dengan siklus panen cepat seperti bayam dan kangkung, tahap penyemaian menjadi kurang ekonomis. Sedangkan untuk tanaman yang memiliki biji besar, sebaiknya ditanam dengan ditugal. Tanaman yang berbiji besar relatif tahan terhadap kondisi lingkungan karena didalamnya telah terkandung zat yang berguna menopang awal pertumbuhan. Beberapa jenis hortikultura yang biasa disemaikan antara lain tomat, cabe, sawi, selada dan sebagainya.

Proses penyemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan. Untuk itu diperlukan tempat persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat persemaian bisa dibuat permanen ataupun sementara. Media persemaian bisa berupa tray, tercetak, polybag atau bedengan biasa. Berikut ini tahapan-tahapan mempersiapkan media persemaian.

Menyiapkan media tanam
Hal pertama yang harus disiapkan adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media persemaian harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.

Tanah yang baik untuk media persemaian diambil dari bagian atas (top soil). Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm. Tanah yang baik merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung benrmanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik.

Untuk memperkaya kandungan hara bisa ditambahkan dengan pupuk organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan cara diayak. Struktur yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru berkecambah karena perakarannya masih terlalu lembut.

Campurkan bagian tanah dan pupuk organik dengan rasio 1:1. Atau bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Cirinya, setelah dicampurkan ditambah air teksturnya bisa solid (bisa dikepal tidak ambrol) namun tidak becek.

Membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura
Membuat media persemaian berbentuk tray/polybag/cetak

  • Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik (pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang) komposisinya 1:1.
  • Untuk persemaian tray, masukkan campuran media tanam tersebut kedalam tray, padatkan secukupnya agar media bisa mencengkrap tanaman. Tray sudah siap untuk media tanam.
  • Untuk persemaian polybag, campurkan media tanam yang telah dibuat dengan arang sekam dengan komposisi 1:1. Ambil polybag dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran bibit tanaman. Media persemaian polybag siap untuk ditanami.
  • Untuk persemaian cetak, siram campuran media tanam yang telah dibuat tersebut dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk menyolidkan campuran agar mudah dibentuk dan tidak ambrol. Kemudian gunakan cetakan untuk membentuk adonan menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Lubangi bagian atas kotak-kotak tersebut sedalam 1-2 cm untuk memasukkan benih. Media persemaian siap ditanami.


Membuat media persemaian berbentuk bedengan

  1. Campurkan tanah bagian atas (top soil) dengan pupuk organik dengan komposisi 1:1.
  2. Kemudian bentuk bedengan dan letakan campuran tadi diatas permukaan bedengan. Ketebalan campuran hendaknya 5-7 cm, ketebalan ini optimal untuk tanaman yang baru tumbuh.
  3. Siram bedengan dengan air secukupnya dan tebarkan benih di atas bedengan tersebut.
  4. Buat tiang penyangga atau bambu yang dilengkungkan, kemudian tutup bedengan dengan paranet.
  5. Penutup bedengan bisa dibuat permanen dengan paranet, atau dibuat dengan sistem tutup buka dengan plastik bening. Sistem tutup buka berguna pada musim hujan agar tanaman tidak terkena kucuran air hujan secara langsung. Benih yang cocok disemaikan di persemaian tipe bedengan adalah sayuran daun bersiklus pendek seperti sawi, caisim, pakchoi, dll.

2.2.02 Pembinaan teknis persiapan lahan pertanian

PERSIAPAN LAHAN KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN : • Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik. • Memiliki cukup bahan organik. • pH netral sampai agak asam (5,5 – 7). • Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%. • Ketinggian 0 – 700 meter dpl. • Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir. • Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup • Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi) Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik. MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN : • Memperbaiki Struktur Tanah. • Memperbaiki Aerasi Tanah. • Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) • Menghambat tumbuhnya gulma. • Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air) Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar ±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar drainase lancar. JENIS PENGOLAHAN LAHAN : a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami. b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan tercapai tujuan konservasi lahan. http://www.pertanian.go.id/pajale2015/h1.7.PENGOLAHAN%20TANAH%20JGUNG%20JK.pdf http://www.wetlands.or.id/PDF/Flyers/Agri01.pdf http://digilib.unila.ac.id/6320/24/BAB%20II.pdf https://dhkangmas.files.wordpress.com/2010/12/teknik-pengolahan-lahan-sawah-terpadu-ramah-lingkungan.pdf https://benyaminlakitan.files.wordpress.com/2015/10/materi-06-dasar-dasar-agronomi.pdf http://sugeng.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/4.-Persiapan-Lahan.pdf

Materi Tambahan - Tanaman Tahunan

Pedoman teknis budidaya kakao from Andrew Gates Pembibitan cengkeh from Andrew Gates Perkebunan budidaya kopi f...